News

Dampak buruk kembang api untuk lingkungan yang perlu kamu tahu

Jakarta (KABARIN) - Kembang api sering jadi primadona di perayaan besar termasuk saat tahun baru. Suara dentuman dan cahaya warna-warni memang bikin suasana makin meriah, tapi di balik keindahannya, kembang api ternyata punya dampak serius bagi lingkungan. Efeknya bisa terasa lama, jauh lebih lama dibanding durasi pertunjukan yang cuma beberapa menit.

Cara kerja kembang api

Mengutip Meersens dan Earth.org, kembang api termasuk alat piroteknik yang memadukan bahan peledak dan zat pijar untuk menghasilkan cahaya, suara, dan asap. Bahan utamanya adalah bubuk hitam atau mesiu yang terdiri dari batu bara, belerang, dan kalium nitrat. Untuk memperkuat ledakan ditambahkan zat pengoksidasi seperti kalium perklorat.

Agar tampil lebih menarik, berbagai mineral dicampurkan untuk menghasilkan warna tertentu, misalnya merah dari stronsium, kuning dari natrium, dan hijau dari barium. Kombinasi mineral juga dipakai untuk warna ungu atau oranye, sedangkan aluminium, karbon, dan mangan membantu menstabilkan ledakan sekaligus memperkuat efek visual.

Dampak buruk kembang api bagi lingkungan

1. Polusi udara

Saat meledak, bahan kimia kembang api tidak hilang begitu saja. Zat-zat ini terbakar di udara dan menjadi polusi berbahaya. Ledakan kembang api melepaskan partikel halus PM2.5 dan PM10 yang bisa ganggu pernapasan.

WHO mencatat partikel ini berkontribusi pada penyakit serius seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, dan COPD. Selain itu, gas beracun seperti karbon monoksida dan nitrogen monoksida ikut terlepas, memengaruhi suhu udara, jarak pandang, dan menambah panas di atmosfer.

2. Mencemari ekosistem

Sisa ledakan kembang api meninggalkan residu kimia seperti perklorat yang bisa mencemari tanah dan air. Zat ini mudah diserap tanaman dan berbahaya bagi makhluk air seperti ikan.

Studi USGS dan National Park Service di Mount Rushmore, AS, menemukan kadar perklorat tinggi di tanah dan air di sekitar lokasi pesta kembang api. Selain itu, kembang api juga berkontribusi pada mikroplastik di perairan, hujan asam, perubahan kesuburan tanah, dan keasaman air.

3. Risiko kebakaran

Percikan api kecil dari kembang api bisa memicu kebakaran, terutama di daerah kering. Contohnya di Utah, AS, pada 4 Juli 2021, pesta kembang api memicu kebakaran besar yang memaksa ratusan keluarga mengungsi. Perubahan iklim yang bikin cuaca semakin panas makin memperparah risiko ini.

4. Mengganggu hewan

Suara ledakan kembang api bikin hewan stres, takut, dan bisa tersesat. Angsa migran bahkan bisa terbang jauh meninggalkan tempat istirahatnya, sementara ribuan burung lain panik hingga ketinggian 500 meter.

Pendengaran hewan yang sensitif membuat mereka rentan terganggu perilakunya termasuk saat berkembang biak dan mencari makan. Contohnya pada Tahun Baru 2021 di Roma, ratusan burung mati dan OIPA menyebut suara kembang api jadi penyebabnya. Selain itu, sisa logam dan selongsong kembang api juga bisa tertelan hewan sehingga berisiko keracunan.

Singkatnya, meski cantik dan meriah, kembang api punya dampak panjang bagi udara, tanah, air, dan kehidupan hewan. Jadi, pikirkan baik-baik sebelum menyalakan kembang api saat perayaan.

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Copyright © KABARIN 2025
TAG: